bismillahirahmanirahim

Untuk pertama kalinya aku terhanyut ketika melagukan syair nakal abu nawas, syair yang dilantunkan dengan syahdu meminta ampunan terhadap segala dosa yang bertabur seperti butir pasir, sungguh efeknya menjalar dalam setiap urat hatiku. Aku jiwai dengan sepenuh hati setiap bait – baitnya

berikut syairnya yang menggetarkan hati siapa saja yang membacanya; insyaAllah

Ilahi lastu lilfirdausi ahla,

Walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi

Fahabli taubataan wagfir dzunubi,

Fainaka ghafirudz dzanbil azhimi…

Dzunubi mitslu a’daadir rimali,

Fahabli taubata ya dzal jalaali,

Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi,

Wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali..

 

Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak,

Muqirran bi dzunubi wa qa da’aaka

Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,

Wain tadrud faman narju siwaaka..

Artinya

 Wahai tuhanku…aku sebenarnya tak layak masuk syurgamu

Tapi..aku juga tak sanggup menahan amuk nerakamu,

Karena itu mohon terimalah taubatku ampunkan dosaku,

Sesungguhnya engkaulah maha pengampun dosa-dosa besar.

 

Dosa – dosaku bagaikan bilangan butir pasir

Maka berilah ampunan oh..tuhan ku yang maha agung.

Setiap hari umurku terus berkurang

Sedangkan dosaku terus menggunung

Bagaimana aku menanggungkanya

 

Wahai tuhan, hambamu yang pendosa ini

Dating bersimpuh ke hadapanmu,

Mengakui segala dosaku

Mengadu dan memohon kepadamu,

 

Kalau engkau ampuni itu karena

Engkau sajalah yang bisa mengampuni

Tapi kalau engkau tolak, kepada siapa lagi kami memohon

Ampun selain kepada engkau

 

 

Setiap bait aku lantunkan dengan sepenuh hati, mohon ampun kepada Allah dan mohon ampun kepada ibuku, dadaku rasanya luruh dan plong. Rasanya pengaduanku didengar olehNya. Pengaduan pendosa yang tak ada tempat lain untuk mengadu selain kepadanya.

Tak terasapun air mata jatuh membasahi kedua pipiku..

Ibu aku rindu kepadamu..

Ini pengalamanku..

Semga bermanfaat